Wednesday, May 2, 2018

Pelajaran berharga dari uber selama 4 tahun di Indonesia

Semoga bisa menambah wawasan dan bermanfaat ya

Sekitar tahun 2014,
Di Indonesia ada UBER, yaitu pemesanan taksi online

Sebelumnya saya memakai Blue Bird, saat jenuh kerja senen sd jumat, sabtu minggu kuliah,
Seringkali pakai Blue bird,
Sangat nyaman dibanding yang lain

Tapi setelah ada uber,
Beralih...kenapa?

1.Tarif lebih murah
2. Mobilnya lebih luas, karena pakai MPV bukan sedan
3. Praktis pakai aplikasi, daripada telpon kalau pesen blue bird
4. Banyak promo

Nah sayangnya 2018 dijual ke GRAB dan malah tutup..
Loh kenapa ditutup? Kalau dibeli, harusnya kan grab jalan, uber jalan kan?

Menurut saya, karena industrinya berdarah-darah...dan tidak sehat

Jujur,
Untuk mematikan taksi konvesional,
Investor uber puluhan triliun membakar uang untuk promosi dsb,
Dan hal tsb tidak sehat

Itu dinamakan predator pricing..
Misal harga pokok 10,
Logisnya dijual 11 apa 12

Tapi ini jual harga 8 n 9 terus-terusan..istilahnya jual rugi

Sesekali buat promosi tidak apa-apa,
Tapi kalau keseringan...ya lama-lama senjata makan tuan...

Lama-lama modal sendiri habis...dan customer kita yang loyal karena promo, tapi promo udah nda ada, jad nda loyal lagi

Tentu bukan bisnis yang sehat

Karena yang dipilih, adalah yang murah, bukan karena efisiensi operasionalnya, tetapi promosinya

Perlu dicatat,
Usaha apapun, kalau tidak bagus usaha nyatanya,
Maka akan gulung tikar

Seperti MLM, yang over promise under service

MLM yang bagus kualitas produknya, juga pasti masih survive...kalau yang tidak, ya wassalam

Nah blue bird,
Sekarang juga melakukan perbaikan..karena sebelum-sebelumnya tidak ada pesaing dan nyaman, sekarang mereka berbenah

Poin 2 dan 3 sudah dilakukan,
Tarif memang masih sama tetapi kalau bisa kasih service lebih bagus, nda masalah..pasti banyak yang nyaman

Banyak pengguna taksi online yang komplin karena driver nda sopan, nda bagus service nya, dsb, dst, dll

Bukan salah mereka...

Kalau banyak yang nda bagus,
Salahkan sistem rekruitmennya

Nah taksi online, karena mobil nda disediakan aplikator, tapi mobil driver sendiri...rekruitmen jadi lebih longgar..asal punya mobil, silakan...

Nah promosi juga begitu,
Sesekali promo untuk memperkenalkan brand dan mengingatkan akan sebuah brand nda masalah..tapi kalau membuat orang beli hanya karena murah dari promo

Dan terus-terusan promo..ya mampus

Mungkin tarif taksi konvensional sekarang agak mahal ya..harusnya lebih terjangkau dikit, ada aplikasi, pakai mobil mpv, dan rekrut driver yang kompeten...taksi online bakalan kalah

Karena semakin baik pendapatan seseorang, pasti ingin jasa dan service yang lebih baik

Karena kalau drivernya jelek, pasti perusahaan taksi akan menindak langsung..kalau driver taksi online, sangat jarang...karena bargainnya kurang..sehingga banyak tindakan yg membuat kecewa, dsb, dst, dll

Nah dari UBER,
Kita bisa belajar bahwa,
Apapun pekerjaan kita,
Apapun jualan kita,
Yang paling terpenting adalah kualitas dari produk dan jasa yang kita tawarkan

Marketing yang bagus juga diperlukan

Istilahnya produk yg bagus dan pemasaran yang bagus itu seperti kaki kanan dan kaki kiri,
Dua-dua nya harus jalan..kalau salah satu saja pasti pincang dan sulit berlari...tidak jatuh saja syukur-syukur

Dan yang paling penting,
Sebuah usaha harus menghasilkan profit agar bisa bertahan,
Bukan hanya jual rugi/predator pricing....

Bagaimana menurut anda?